Memang permintaan tiket pesawat menjelang Ramadhan mengalami peningkatan, kata kepala biro penjualan tiket Munatour Plus perwakilan Palembang Siti Hawa di Palembang, hari ini. Menurut dia, permintaan tiket pesawat meningkat karena masyarakat ingin berkumpul dengan keluarga mereka pada awal puasa. Selain itu, memang ada juga karena urusan kerja dan liburan, katanya. Dia menyatakan bahwa sekarang ini pihaknya baru bisa melayani tiga maskapai yakni Lion, Garuda dan Batavia. Untuk penerbangan Sriwijaya Air hingga kini pihaknya belum bisa melayani, walaupun permintaan juga banyak dari masyarakat yang ingin memanfaatkan penerbangan tersebut. Dia mengatakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Sumatera Selatan, pihaknya akan berusaha supaya bisa melayani pemesanan tiket penerbangan Sriwijaya Air. Keinginan untuk itu sudah ada, kemungkinan ke depannya juga akan dilayani, ujarnya. Mengenai ongkos pesawat terbang itu besarnya bervariasi, tergantung kapan masyarakat memesan tiketnya, demikian Siti Hawa. Informasi Navigasi Penerbangan dialihkan ke Indonesia. Sejalan dengan rencana pembentukan lembaga navigasi penerbangan nasional, maka pada tahun 2011 pelaporan informasi navigasi penerbangan di sekitar kawasan Singapura tidak lagi dikontrol atau harus dilaporkan ke Singapura. Sistem informasi navigasi penerbangan yang selama ini dikontrol oleh Singapura, akan mulai dialihkan ke Indonesia pada Januari 2011. Dengan cara ini, kedaulatan negara dilihat dari pengawasan areal udara menjadi jauh lebih jelas. "Selama ini, informasi navigasi udara untuk penerbangan di sekitar kawasan Singapura (terutama Batam dan sekitarnya) dikontrol atau harus melapor ke Singapura. Karena wilayah udara Singapura sangat sempit, sehingga setiap pesawat yang tinggal landas akan langsung melampaui wilayah udaranya, sehingga laporannnya ke Singapura. Setelah FIR (Flight Information Region) Indonesia digabungkan, maka laporan itu akan dialihkan ke Indonesia," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo di Kuta, Bali. Menurut Tommy, selama ini, wilayah udara Indonesia dibagi atas dua area FIR, yakni FIR Barat yang diawasi PT Angkasa Pura II dan FIR Timur yang dikelola PT Angkasa Pura I. Mulai Januari 2011, kedua FIR itu akan digabungkan menjadi satu FIR saja. "Kemudian pengawasannya pun akan dilakukan oleh satu lembaga atau badan usaha. Dan seluruh aset navigasi yang saat ini dikelola Angkasa Pura I dan II akan diserahkan ke lembaga khusus itu," ujarnya. Ada dua opsi tentang lembaga pengelola FIR tersebut. Pertama, diserahkan kepada Badan Layanan Umum (BLU) yang berada di bawah komando Kementerian Perhubungan.
7 tahun yang lalu